Tuesday, June 1, 2010

ENDOMETRIOSIS

A. Pengertian
Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa dengan dengan sel-sel lapisan uterus tumuh secara menyimpang dalam rongga pelvis diluar uterus. (Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 1556 : 2002)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stoma) diluar uterus (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium diluar kavum uterus.Bila jaringan endometrium terdapat didalam miometrium disebut adenomiosis (adenometriosis internal) sedangkan bila duluar uterus disebut (endometriorisis ekterna).

B. Etiologi
Sampai saat ini belum ada yang memastikan penyebab endometriosis. Ada beberapa teori yang menerangkan endometriosis seperti:
1. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitan transtuba pada saat menstruasi
2. Teori metaplasia yaitu metaplasia sel multipotensial menjadi endometrium, namun teori ini tidak didukung bukti klinis maupun eksperimen
3. Teori induksi yaitu kelanjutan teori metaplasia dimana faktor biokimia, endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001)
Teori lain :
1. Teori transplantasi bahwa aliran darah haid (menstruasi retrogard) mengirimkan kembali jaringan endometrium ke tempat ektopik melalui tuba fallopi
2. Teori metaplasi berhubungan dengan jaringan epitel embrionik yang tertahan yang selama pertumbuhannya dapat berubah menjadi jaringan epitel oleh stimuli dari luar (Brunner & Suddarth, Keperawtan Medikal Bedah, 1556: 2002)

C. Patofisiologi
Dengan mengacu pada frekuensinya, endometriosis mengenai pelvis mengenai ovarium, ligament uteosakral, serviks, permukaan terluar uterus, umbilikus, jaringan parut akibat laparatomi, sakus hernialis dan apendiks.Letak endometrium yang tidak tepat, berespon dan tergantung pada stimulasi hormonal ovarium.Selama menstruasi, pertumbuhan jaringan ektopik ini mengalami perdarahan sebagian besar kedalam area yang tidak mempunyai saluran keluar yang menyebabkan nyeri dan perlekatan.Lesi biasanya kecil, keriput dan berwarna coklat atau biru-hitam yang menandakan perdarahan yang tidak dapat keluar.
Jaringan endometrium yang terkandung di dalam suatu kista ovarium tidak mempunyai jalan keluar untuk perdarahan, pembentukan ini disebut pseudokist (kista coklat). Perlekatan, kista dan jaringan parut dapat terjadi yang menyebabkan tidak saja nyeri tetapi juga infertilitas.

D. Tanda dan Gejala
Gejala yang sering ditemukan :
1. Subfertilitas
2. Dismenore
3. Dispaneunia (nyeri panggul kronik)
4. Rasa sakit hebat pada abdomen bagian bawah, vagina, pelvis posterior dan pinggang terjadi selama 1 atau 2 hari sebelum siklus mentruasi selama 2 atau 3 hari

E. Komplikasi
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat dengan kolon atau ureter
2. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma
3. Calamenial seizure atau pnemotoraks karena eksisi endometriosis

F. Diagnosis
Klasifikasi endometriosis menurut Acosta
1. Ringan yaitu endometriosis yang menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior kavum duoglasi peritoneum pelvic atau permukaan ovarium
2. Sedang yaitu
- Endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan parut dan retraksi atau endometrioma kecil
- Perlekatan minimal sekitar ovarium dengan ovarium yang mengalami endometriorisis
- Endometriosis pada anterior atau posterior kavum duoglasi dengan parut dan retraksi atau perlekatan tanpa menyerang sigmoid
3. Berat yaitu
- Endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan ukuran lebih dari 2x2 cm2
- Perlekatan pada satu atau dua ovarium, tuba atau kavum douglasi karena endometriosis
- Keterlibatan usus dan traktus urinarius yang nyata

G. Penatalaksanaan
1. Pencegahan yaitu menunda kehamilan, tidak melakukan pemeriksaan kasar atau melakukan kerokan pada haid
2. Observasi pada pembesaran analgesik yaitu pemeriksaan periodik dan berkala
3. Pengobatan hormonal
4. Pembedahan dilakukan dengan histeroktomi total salfingo-oferektomi bilateral eksisi tempat endometriorisis

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsy lesi mencurigakan pada laparoskopi
2. Pemeriksaan konsentrasi Ca 125
3. Ultrasonografi
4. Tomografikomputer
5. Magnetic resonance imaging (MRI)


ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat keluarga : riwayat kanker, kemataian akibat kelainan ginekologi
2. Riwayat sosial : merokok
3. Riwayat kehamilan : lama kehamilan, masalah kehamilan, tipe kelahiran, lama persalinan dan berat bayi
4. Siklus menstruasi : nyeri tekan, ukuran kesimetrisan, karakteristik puting, kondisi kulit
5. Abdomen
a. Inspeksi : penonjolan abdomen
b. Palpasi : cairan, tegangan, kelemasan, nyeri tekan
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : bising usus dan kehamilan
6. Pemeriksaan panggul : nyeri panggul

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas
3. Nyeri berhubungan dengan dismenore
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

C. Intervensi Keperawatan
Dx I
Tujuan :Ansietas berkurang
Kriteria hasil :
- Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas
- Wajah klien tampak rilek
Intervensi
- Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan
- Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan
- Temani klien untuk mendukung keamaan dan menurunkan rasa takut
- Ajarkan pada klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
Dx II
Tujuan : Percaya diri klien meningkat
Kriteria hasil :
- Klien dapat menunjukan kearah penerimaan diri
- Klien dapat menyusun tujuan yang realistis
Intervensi :
- Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang
- Identifikasikan masalah peran klien
- Dorong klien untuk mengekpresikan perasaannya
Dx III
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil :
- Skala nyeri berkurang
- TTV normal
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi)
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk untuk menentukan intervensi
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Berikan pengobatan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri
Dx IV
Tujuan : Klien mengerti dan memahami tentang kondisi penyakitnya
Kriteria hasil :
- Klien mampu mengulangi penjelasan perawat
- Pengetahuan klien bertambah
Intervensi :
- Kaji tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan proses penyakit
- Jelaskan patofisiologi penyakit dan hubungkan dengan anatomi fisiologi bersama tim kesehatan
- Jelaskan tanda dan gejala, proses serta penyebab penyakit
- Sediakan informasi tentang kondisi klien
- Berikan informasi tentang tindakan diagnostik
- Motivasi keluarga klien untuk mengikuti informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan lain


DAFTAR PUSTAKA

 Bunner and Suddart.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
 Dothrock, C Jane.1999.Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif.Jakarta : EGC
 Johnson.M.Maas.M.Moorhead.S.2000.Nursing Outcome Classification (NOC). Mosby.Philadelphia.
 Mansjoer, Arif.2000 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga Jilid kedua .Media Aesculapius : Jakarta
 MC.Closky.T dan Bulaceck G.2000. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby.Philadelphia.
 Nanda (2000).Nursing Diagnosis : Prinsip dan Classification.2001-20022. Philadelphia USA.

No comments:

Post a Comment