Friday, June 4, 2010

IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI

A. Pengertian
Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi (hipertensi kehamilan) adalah ibu hamil yang meningka tekanan darah sistolik dan diastolic sama dengan atau melibihi 140/90 mmHg atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar normal dengan penambahan berat badan kemungkainan adanya oedema dan proteurine.

B. Etiologi
1. Defesiensi nutrisi (gizi)
- protein dan kalori
- kalsium
- besi
- vitamin
2. Imunologi disfungsi
3. Predisposisi genetik
4. Iskemia uterina

C. Klasifikasi
1. Preeklamsi ringan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
a. Hipertensi dengan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih dan diastolik 15 mmHg atau lebih dan 140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam 6 jam.
b. Penimgkatan berat badan lebih dari 1,4 kg per bulan selama tri wulan kedua.
c. Eodema sedikit atau tidak ada.
d. Proteinuria sedikit bertambah.
e. Tidak ada keluhan-keluhan.
2. Preeklamsi berat
a. Hipertensi dengan sistolik 160 mmHg atau lebih dan diastolic 110 mmHg atau lebih.
b. Penambahan berat badan yang sama seperti pada preeklamsi ringan.
c. Oedema meluas pada muka dan tangan.
d. Proteinuria +3 sampai +4.
e. Adanya keluhan-keluhan seperti sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri pada daerah epigastrium, mual dan muntah.

D. Patofisiologi
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang bertambah hal ini menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron berfungsi sebagai diuretik ringan.
Kehilangan natrium menyebabakan penyempitan dari vilume darah kompartemen vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi menunjukan adanya peningkatan resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang vaskuler, bertanbahnya protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam urine disebabkan oleh adanya lesi dalam glomerolus gimjal, sehimgga terjadi oliguri karena menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus filtrat rate ) kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka penambahan cairan yang berlebiha dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan dengan adanya retensi air dan garam, terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya kenaikan hematokrit, peningkatan protei serum menambah oedem dan menyebabkan volume darah berkurang, visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah teri menjadi lama.

E. Komplikasi
1. Gangguan faal plasenta
2. Hambatan pertambahan intrra uteri pada janin
3. Eklamsi

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Preeklamsi dibedakan menjadi dua, yaitu melihat kondisi dari preeklamsia tersebut.
1. Preeklamsi ringan.
Secara klinis, pastikan usia kehamilan, kematangan serviks, dan kemungkinan pertumbuhan janin terhambat.
pada pasien rawat jalan, anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan 8 jam malam hari. Bila sukar tidur dapat diberikan Fenobarbital 1-2 X 30 mg.
be4rikan juga informasi perkembangan janin, dan periksa juga proteinuri.
bila dalam 2 minggu, selama rawat jalan tidak menunjuikan perbaikan, anjurkan rjuk untuk perawatan intensif dirumah sakit.
bila terjadi peningkatan berat badan (kurang dari 1 kg/mingu, selama 2 X berturut-turut) atau tampak tanda-tanda preeklamsi berat, berikan obat anti hipertensi metiddopa 3 X 125 mg (dapat di tingkatkanb sampai dosis maksimal 1500 mg), nifedifin 3-5 X 5-10 mg, atau adalatretard 2-3 X 20 mg, atau pindolol 1-3 X 5-10 mg atau dosisi maksimal 30 mg.
Pada kehamilan 37 minggu dengan serviks matang lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau dipercepat dengan bantuan ekstraksi.
2. Preeklamsia berat.
Upaya pengobatan ditujukan untuk menjcegah kejang, memulihkan organ vital pada keadaan normal dan melahirkan bayi dengan trauma sekecil-kecilnya, baik pada ibu ataupun bayinya.
berikan MgSO4 apabila reflek patella kuat, respirasi lebih dari 16 X/menit, dan deurisis lebih dari 100cc dalam 4 jam.
MgSO4 diberikan bersama infuse D5% dengan tetesan 15-20 tpm. Dosis awal 2gr(iv), dalam 10 selanjutnya 2gr/jam dalam drip infuse sampai TD stabil.


ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktifasi dan istirahat
- Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
- Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga
2. Sirkulasi
- Takikardia, palpitasi, disritmia
- Dapat mengalami pembesaran jantungdan murmur diastolic dan pristolik kontinu
- Peningkatan tekanan darah
- Clubbing dan sianosis
- Nadi mungkin menurun
- Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama,
- Riwayat hipertensi kronis
3. Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
4. Makanan dan cairan
- Obesitas
- Mual dan muntah
- Malnutrisi
- Diabetes mellitus
- Dapat mengalami edemia ekstrimitas bawah
5. Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa aktivitas
6. Pernafasan
- Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
- Takipnea
- Dispnea

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake nutrisi.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan isi sekuncuo jantung.
3. Resiko cidera b.d oedema atau hipoksia jaringan.
4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang proses penyakit.

C. Intervensi Keperawatan
Dx I
Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria hasil :
1 BB dalam rentang normal
2 Tidak ada tanda-tada mal nutrisi
3 Intake nutrisi adekuat
Intervensi :
- Kaji adanya alergi makanan
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Berikan subtansi gula
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c

Dx II
Tujuan : Sirkulasi darah adekuat.
Kriteria hasil :
1 Tekanan Darah Dalam Batas Normal
2 Nadi dalam batas normal
3 Intoleransi aktivitas dalam batas normal
4 Tidak ada kelelahan yang berlebihan
Intervensi :
- Monitor respirasi dan oksigensi
- Berikan posisi yang dapat memaksimalkan ventilasi
- Auskultasi suara nafas
- Bersihkan sekresi dengan saction
- Amjurkan untuk istirahat dan mengurangi aktifitas berlebih

Dx III
Tujuan : Tidak terjadi injury.
Kriteria hasil :
1 Tidak terjadi cedera yang berlebihan
2 Tidak tejadi fraktur pelvis
3 Tidak terjadi fraktur pinggul
4 Tidak terjadi fraktur spinal
Intervensi :
- Monitor respirasi
- Lakukan kompres dada jika pernafasan < 60x/menit
- Cek pernafasan 30 menit settelah kompres dada
- Cek stimulasi taktil dengan memijat kaki atau pinggul

Dx IV
Tujuan : Kien mengerti dan memahami penyakitnya
Kriteria hasil :
1. Klien dapat menjelaskan proses penyakit
2. Klien dapat menjelaskan faktor penyebab penyakit
3. Klien dapat menjelaskan efek penyakit
4. Klien mengetahui tanda dan gejala penyakit
Intervensi :
- Tentukan tingkat pengetahuan keluarga yang berhbungan dengan dengan penyakit
- Jelaskan patofisiologi penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala
- Sediakan informasi tentang kondisi pasien



DAFTAR PUSTAKA
- Fakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi.
Bandung : Elstar Offset.
- Doenges E, Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGC
- Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.
Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment